Resensi Novel "Tentang Kamu"
Judul Buku : Tentang Kamu
Penulis : Tere Liye
Tebal Buku : 524 + vi halaman
Penerbit : Republika Penerbit, Jakarta
Tahun Terbit : Oktober 2016
Sinopsis
“Dalam kehidupan, masa sekarang dan masa depan jauh lebih penting, karena masa lalu, sehebat apapun itu telah tertinggal di belakang. Pada akhirnya, semua hal memang akan selesai, memiliki ujung kisah. Maka saat itu terjadi, aku tidak akan menangis sedih, aku akan tersenyum bahagia karena semua itu pernah terjadi.”
Tentang Kamu adalah sebuah novel karya Tere Liye penulis terkenal dengan sejuta karya yang penuh warna dalam sastra Indonesai. Berbeda dengan novel-novel Tere Liye sebelumnya, Tentang Kamu dimulai dari kisah seorang tokoh yang berada luar negeri, tepatnya London dan Paris. Tak sekedar untuk memulai cerita, luar negeri juga dipilih sebagai latar akhir dari kisah dalam novel ini.
Tere Liye tak berniat mengubah gaya cerita dengan latar kisah Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih ada tempat yang dikisahkan di bebrapa kota di Indonesia seperti Sumbawa, Surakarta, dan Jakarta.
Kisah novel Tentang Kamu bermula dari kehidupan sosok Zaman Zulkarnaen seorang pengacara asal Indonesia yang bekerja di Belgrave Square, London. Zaman dipercayai untuk menuntaskan sebuah masalah besar. Banyak teka-teki yang harus dipecahkannya untuk menyelesaikan misi besar ini.
Perjuangan Zaman dalam menuntaskan pekerjaannya membuka dan menutup manis kisah yang digoreskan Tere Liye dalam novel ini. Melalui kisah panjang dan menakjubkan yang dirangkai oleh Tere Liye kita akan mengetahui bahwa sosok ‘Kamu’ yang dimaksudkan dalam judul ini bukanlah sosok Zaman. Zaman berperan mengantarkan kisah dari ‘Kamu’ yang dimaksudkan oleh Tere Liye.
Novel ini tak sekedar mengajak kita untuk mengerti tentang cinta seperti apa yang terlintas dibenak kita ketika membaca judulnya. Belajar dari peliknya kehidupan saat krisis ekonomi melanda.
Kita belajar bagaimana cara berusaha dan mempertahankan tahta dan kuasa. Novel ini juga mengajak kita dekat dengan sejarah. Jakarta sekarang usaha dari mereka yang membangunnya, kita diajak untuk terus berjuang dan tak melupakan sejarah. Kisah panjang kehidupan menjadi penopang masa depan. Novel ini mengajak kita menjadi pribadi positif dan siap menuntaskan perjuangan walaupun banyak tantangan.
Masalah tentang warisan seorang wanita tua asal indonesia yang tinggal di panti jompo dekat menara Eiffel bernama Sri Ningsih menjadi kasus besar bagi Zaman. Sri meninggalkan warisan 1% saham perusahaan besar yang nilainya sampai triliunan rupiah. Masalahnya adalah Sri meninggalkan warisan tersebut tanpa diketahui siapa pewarisnya. Zaman berusaha untuk menemukan siapa pewaris tersebut agar warisan Sri jatuh pada orang yang tepat.
Memulai jejak demi jejak pencarian. Panti jompo, tempat Sri meninggal adalah awal perjalanan panjang Zaman. Di sana ditemukan satu petunjuk, yakni diary Sri Ningsih. Melalui kisah yang dilukiskan Sri dalam diary, Zaman memulai mengikuti. Alur kehidupan Sri Ningsih mulai terlihat. Sri lahir di Sumbawa sampai akhirnya meninggal di Paris.
Diary yang menjadi kompas bagi Zaman untuk melangkah, diary tersebut berisi 5 bagian. Sri menuliskan bagian ini dengan kata juz. Juz pertama tentang kesabaran. Di sini kita akan menyaksikan masa kecil Sri Ningsih yang penuh dengan keharuan yang dimulai 1946 sampai 1960. Zaman akan mulai menjelajahi Pulau Bungi yang ada di Sumbawa. Tidak jauh dengan kata pantai, perahu dan ikan.
Peristiwa besar yang akan menguji kesabaran pembaca akan terasa pada bagian ini. Juz kedua adalah persabatan. Melalui rangkaian kisah yang panjang bermula pada 1961-1966 kita akan merasakan persahabatan indah yang berubah hanya karena kedengkian yang begitu dalam. Kisah Sri pada tahun ini akan mengajak kita merasakan gejolak dari partai komunis.
Juz ketiga adalah keteguhan hati. Kisah yang berlangsung pada 1967-1979 akan membuat kita termotivasi dengan semangat yang digambarkan Ningsih. Di sinilah kita akan melihat sejarah Jakarta tempoe doeloe seperti monas yang dikelilingi rumput-rumput, kerbau-kerbau yang berseliweran, ungkapan pedagang kaki lima, sewa kost 200 rupiah, dll. Mana pas bagian ini disinggung-singgung pula yang namanya ojek online,hehe. Nah, keteguhan hati Ningsih akan ditempa disini, karena disini ia akan belajar berbisnis hingga akhirnya memiliki perusahaan.
Juz keempat adalah Cinta, “Mencintaimu telah memberikanku keberanian, dan dicintai olehmu begitu dalam telah memberikanku kekuatan. Terima kasih. Aku tidak akan menangis sedih karena semua berakhir, aku akan tersenyum karena semua hal itu pernah terjadi.”
Saat ini kita diajak melihat sisi lain dari sosok Sri sebelumnya. Kisah cinta Sri dengan seorang pria keturunan Turki bernama Hakan akan membangkitkan rasa yang sangat campur aduk bagi pembacanya. Rasa suka-duka, haru serta tawa akan menghiasi kisah yang berlangsung pada 1980-1999 di London. Sederhana tapi manis sekali.
Juz terakhir novel ini mengisahkan tentang memeluk semua rasa sakit. Sri akhirnya bisa menerima dengan lapang segala kejadian yang menimpa dirinya. Diceritakan bagaiamana Sri dari Londo tiba-tiba ke Paris dan akhirnya meninggal di Panti Jompo.
Peliknya kehidupan mengajarkan sosok dalam novel ini tetap mampu bertahan. Sosok ‘Kamu’ maupun sosok pengantar kisah ‘Kamu’ memiliki pendirian yang teguh dalam hidupnya sehingga kehidupan mereka menjadi lebih positif dan mampu mengahantarkan mereka pada apa yang mereka inginkan. Melalui kisah ini hendaknya kita dapat menghargai hidup, mampu berjuang, dan menunaikan tanggung jawab.
Kehidupan memang tak selalu nyaman dan aman. Masalah memang akan terus datang, tetapi bagaimana cara kita menghadapinya itulah yang akan menghantarkan kita pada sebuah akhir yang menenangkan. “Aku tidak akan menangis karena sesuatu itu berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.”
Penggunaan bahasa Tere Liye sudah tidak diragukan lagi. Pilihan dan susunan katanya dapat menghanyutkan pembacanya kepada alur cerita. Terdapat banyak amanat-amanat yang terkandung di dalamnya baik tersurat maupun tersirat. Covernya yang elegan juga sangat menarik minat pembaca saat pertama kali melihat
KEKURANGAN
Novel ini hampir minim kekurangan, hanya saja sinopsis di cover belakang kurang menggambakan isi keseluruhan cerita. Pandangan pembaca akan salah jika hanya melihat dari sinopsisnya, setelah membacanya tentu inti ceritanya bukan itu
Novel ini cocok untuk dibaca semua kalangan dan sudah dipastikan akan cocok dan suka dengan novel ini
Komentar
Posting Komentar